Hari minggu kemarin (23/09/18), saya bermain ke rumah teman saya, dia adalah teman saya dulu waktu masih sama-sama di pesantren. Asalnya dia anak kota sebelah, kebetulan menikah dengan orang kota saya, jadinya kami tetanggan deh (padahal jarak rumah saya dengan dia +/-10 km hehehe).
Awalnya gak ada rencana mau main ke rumah dia sih, saya cuma bawa anak-anak saya jalan saja ke pelabuhan. Tapi sampai di pelabuhan anak saya ada yang nyeletuk kalau mereka bosan dan ingin main ke rumah Dafa, salah satu nama anak teman saya itu. Ya sudah jadilah saya main ke rumah teman saya itu.
Sesampainya di sana, kebetulan ibu Dafa lagi sibuk bikin nasi bungkus buat bekal adik angkatnya yang mau balik ke pesantren, seperti biasa karena saya biasa dan mungkin terlalu sering main ke sana tanpa rencana dan ala kadarnya, saya suruh saja dia masak tanpa perlu terlalu menghiraukan saya, dan saya lagsung duduk menonton film India yang kebetulan tayang di TV, sedangkan anak - anak saya langsung berbaur bermain dengan anak teman saya itu.
Tak berapa lama, teman saya selesai menyiapkan nasi bekal adik angkatnya itu, dan ternyata ada rejeki nomplok buat saya juga, yaitu ikutan makan ikan goreng dengan sambel yang endes.... Alhamdulillah.....
Seperti biasa, tiap main ke rumah teman saya itu tak ada hal yang istimewa untuk diceritakan, karena biasanya yang sibuk malah anak-anak saya, sedangkan saya malah balapan tidur, hehehe.... Tapi hari itu ada kejadian lain, ya... menurut saya merupakan kejadian yang sarat hikmah. Sebenarnya saya sih gak ada keinginan menceritakan hal ini, tapi kok ada beberapa hal yang sarat banget hubungannya dengan hari itu, saya pikir patut saya abadikan lewat tulisan dan kapan-kapan bisa saya baca lagi jejak digitalnya, syukur-syukur ada orang yang ikutan baca atau bisa mendapat hikmah dari kejadian ini.
Hari itu ada seorang Bos suami teman saya itu, kebetulan seorang wanita masih relatif muda juga belum 40 tahun sepertinya. saya pikir dia ya seperti saya, tamu biasa saja atau mungkin ada urusan pekerjaan, tapi ternyata ada keperluan lain yang tak pernah saya kira sebelumnya kalau saya bisa menjadi saksi hidup hal semacam ini (wkwkwkwkw....). Bu Bos itu ternyata lagi janjian sama suaminya untuk ketemuan di rumah teman saya itu. Kok sama suami janjian??? Ya iyalah mereka nikahnya hanya nikah sirri lagi pula dulu prosesnya tanpa persetujuan kedua belah pihak orang tua, entah hukum syariah yang seperti apa dan Imam siapa yang diikuti, saya tak mau terlalu kepo juga.
Yang ingin saya ceritakan adalah dulunya pasangan ini adalah pasangan selingkuh., si pria adala seorang Bos juga sama dengan si wanita. mereka bertemu dengan alasan pekerjaan. Entah apa dan bagaiman a kejadiannya hingga terjadi yang namanya cinta lokasi di antara mereka. Lalu dengan perjalanan yang tentunya tak mudah, buktinya sampai cerita ini saya tulis pun, sekitar sudah ada 2 tahunan dari pertama mereka bertemu pun kedua belah pihak ortu tak ada yang mau menyetujui pernikahan anak-anak mereka, padahal keduanya pun telah mengorbankan pernikahan masing-masing. Dan yang membuat saya lumayan sedih, si pria juga ternyata sudah memiliki buah hati dari pernikahan sebelumnya, dengan artian ada anak yang dikorbankan, so sad but true.
Cukup Buat sedih-sedihannya ya... lanjuuuttttt...
Nah... lalu setelah mereka, pasangan selingkuh ini, berhasil menikah meskipun secara sirri, bagaimana keadaan kehidupan mereka? happy atau nangis-nangisan??? sayangnya untuk yang ini yang terjadi adalah, dari cerita pihak si Bu Bos adalah, senang sih kadang - kadang, hanya saja si Pak Bos ini kadang suka main tangan tak seperti suami sebelumnya yang ternyata lumayan lebih sabar.
Tapi ada juga lo... yang memilih untuk bersama pasangan selingkuhnnya malah hidupnya benar-benar lebih bahagia dari pada saat bersama pasangan terdahulu, nah... lo.. Hali ini karena kita sama sekali enggak tahu secara detil apa dan bagaimana hidup orang lain, kita hanya penonton.
Lalu pelajaran apa yang bisa kita dapat dari sini dalam versi saya??? tapi sebelumnya sebelum ngelanjutin baca ini, stop buat Judging kalau selingkuh atau pelakor-pelakoran itu wajib dibenci yes.... karena begini. Coba deh kita pikirin dan bikin pertimbangan juga dengan beberapa kasus orang terkenal yang juga terkena kasus selingkuh-selingkuh macam ini. Kasus Kang Sule dan Teh Lina, misalnya, atau kasus Pak Ahok dan mantan Istrinya. Seseorang berselingkuh atau dengan berani mengambil resiko besar mengkhianati pasangannya itu tak bisa di-generlisasi-kan sebagai orang jahat atau pengkhianat, meskipun sudah mengkhianati pasangannya. Tahukah kenapa??? Coba saja kita pikirkan dan kilas balik siapa dan bagaimana Teh Lina dan Mantan Istri Pak Ahok? Keduanya saya tetap anggap sebagai dua wanita hebat, bagaimana saya bisa dengan mudah membenci atau menyalahkan keduanya, meskipun kalau mau jujur sebagai manusia biasa berjenis kelamin wanita dan berstatus emak-emak yang pastinya doyan nyinyir dan ngeGosip (wkwkwkwkwk....), saya pasti gregetan juga kok mereka cerai seehhhh??? padahal kan relationship goal buanget gitu lohhhh... Tapi kedua wanita ini saat kedua mantan suaminya bukan apa-apa mereka setia lho... yang jelas dulu keduanya lebih muda juga pastinya lebih cantik kan??? Apa lagi Teh Lina, tahu kan kalau kedaan ekonomi kang Sule dulu kaya apa, dan dulu kang Sule gak bisa dibilang ganteng (wkwkwkwk...). Tapi kenapa saat kang Sule sudah ganteng dan bergelimang harta, dan kelihatannya kang Sule cukup baik dan perhatian kepada keluarganya, malah memilih berpisah dan gosipnya malah Teh Lina punya PIL yang setahu saya dari segi harta kalau ga di bawah ya sama aja dengan kang Sule dan dari segi ganteng juga relatif sama, bahkan saya pribadi menganggap kang sule lebih ganteng sih. Jelas ada alasan lain yang bagi saya sendiri sulit ditebak bahkan saya jadi malas untuk berspekulasi tentang hal ini (wkwkwkwkw...).
Kita sebagai orang luar hanya tahu kehidupan orang lain secara sekilas, bahkan meskipun kita lama berhubungan dengan orang tersebut pun kita gak akan mengetahui 100% bagaimana kehidupannya dan isi hatinya, serta apa yang sebenarnya dia inginkan dalam hidup.
Dan balik lagi ke kisah si Bu Bos dan Pak Bos, mereka saat ini sedang berusaha untuk menjadi orang normal, apakah pantas dan tegakah kita di tengah mereka menjalani sebagian karma, yang mungkin saja sedang mereka tebus saat ini, untuk mengucilkan, ngeGosip atau ngerasani mereka???
Lalu balik lagi ke kita sendiri.....
Kalau kita menemukan pasangan selingkuh atau bahkan, yang lagi trend saat ini yaitu, pelakor tak sepantasnya kita benci berlebihan lalu memaki-maki karena tak semuanya jahat, bahkan ada juga pasangan selingkuhan yang terjebak dalam cinta terlarang tersebut.
Kita tak bisa memaksakan seseorang untuk memahami apa makna kehidupan secara hakiki seperti pemahaman kita, bahkan pemahaman yang paling umum sekalipun. Setiap orang berada pada level pemikirannya masing-masing saat ini. Mereke mengambil suatu keputusan juga tak serta merta seketika itu juga toh?? mereka juga manusia biasa, jelas punya hati nurani yang jelas merasa bersalah akan hal ini, hanya respon dan sikap saja yang berbeda, ada yang sensitif hingga sekuat tenaga bertahan di jalan yang lurus atau merupakan orang yang teramat lemah dikalahkan oleh yang mereka anggap cinta atau pikiran waras versi mereka.
Wallohu A'lam...
Manusia pertama kali akan ditanyakan bagaimana tanggung jawabnya terhadap hidupnya sendiri dan bukan tentang hidup orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar