Senin, 08 Oktober 2018

KARMA

Beberapa hari yang lalu saya janji sama teman-teman facebook saya untuk membahas tentang karma. Ini hasil dari pemikiran saya sendiri,dari beberapa pengetahuan yang saya dapat dari para Guru. Ini hanyalah salah satu proses terjadinya karma menurut saya, karena sebenarnya segala kejadian di muka bumi ini faktor2nya sebenarnya kompleks bukan hanya satu hal langsung menjadikan satu hal. Semesta ini unik, tertata secara teratur namun acak. Berfaktor dan dapat ditrack namun random Sungguh mengagumkan.

Oke saya mulai...
Pernahkan kita meremehkan atau menghujat nasib orang lain?? Saya ambil mudahnya dari kasus yang sering saya temui. Misalkan ada seseorang, karena lumayan musim dan masih saja jadi trending topic, dia membahas masalah Pelakor, nah... Lalu dia menuliskan pikirannya di akun media sosialnya. Nah... Dia menghujat dengan perasaan gemes terhadap para perebut suami orang ini, lalu karena sudah ditulis di media sosial, maka mau tak mau banyak teman-teman facebooknya yang membaca. Nah... Di saat seperti itu akan banyak attensi macam-macam, ad ayang ikutan marah bahkan mungkin ada friendlistnya yang ternyata pelakor juga yang menjadi pelakor karena "terpaksa", karena terkadang kita merasa tak bisa mengendalikan alur kehidupan 100%. Lalu bergumamlah hati si teman sosmed ini, meskipun dia tidak komen ataupun like.

"iya mbak ini bisa ngomong begini, coba kalau dia terpaksa dan semua di luar kendali, apakah dia juga akan tetap kuat untuk tak.terhanyaut?"


Nah... Gumamman hati si teman ini berbentuk pertanyaan lho... Dan sependek yang saya tahu, dari beberapa guru saya, saat ada yang melempar pertanyaan ke semesta maka semesta akan menjawabnya. Ini sangat sesuai dengan firman Alloh
ادعواني استجب لكم....الاية


Semesta akan menganggap pertanyaan itu adalah sebuah doa yang harus dijawab, karena pertanyaan biasanya mengandung attensi penuh dengan pelepasan yang tepat. Dan.... Ternyata biasanya...yang terjadi adalah... Kejadian yang mirip2 dengan yang bertanya dan yang bertanya akan menyaksikan jawabannya. Inilah salah satu sistem dan mekanisme yang telah diprogramkan di semesta... Semesta bekerja sesuai sistem dan program yang disebut sunnatulloh...

Maka berhati-hatilah wahai kawan dalam berucap dan bertingkah laku, janga sampai mengganggu perasaan temanmu. Kecuali kau melakukannya dengan perasaan yang benar2 netral dan kabar buruknya, ini agak sulit.
Wallohu A'lamu Bishshowabi...

Jumat, 05 Oktober 2018

Tak Berbuat Dzolim,Tapi Mendapat Karma



Nemu gambar ini di TL.
#No #Politik 
Saya #Fokus kata2nya aja..
Jadi ingat 10-12 tahunan lalu saat sejak saya awal nikah sampe saya harus berjibaku dengan semuanya. Kurang lebih 4 tahunan lah... Total sampai sekarang belum mentas ada 12 tahun saya bertarung habis2an.

Saat #Awal mau nikah
Berapa orang yang ngehina mertua saya terutama #Emak 😢😢 (saya mau nangis kalau ingat ini) saya masih ingat wajah2 mereka, semua kata2 mereka, tapi apa daya saat itu saya lemah bahkan sampai sekarang pun saya gak ngapa2in mereka. Hanya saja yang ngata2in emak ini satu persatu tumbang berguguran. Ya Alloh... Saya inget yang mereka permasalahkan adalah #Rumah emak yang kecil dan miskin😢 kalau sekelas mereka. 

Saat #Mulai menapaki pernikahan.
Fitnahan dan hinaan makin santer. Saya sangat ingat, mulai fitnahan saya hamil duluan hingga macam2😢. Entah apa yang membuat orang2 berpikir demikian. Mungkin karena kakak dan ibu saya memang selalu memberikan kesan bahwa saya anak yang nakal dan susah diatur, jadi semua selalu fokus memperhatikan kehidupan saya dan melabeli saya sebagai #pelacur padahal saya ga pernah pacaran aneh2 mantan aja cuma 2 itu pun cuma SMSan😪.

Lanjut  saat saya mulai mengalami hal hebat yang itu, wuih...yang kepo hampir satu kecamatan (maksudnya yang kenal saya ya...) karena saya sering tiap ketemu siapa saja di-mauidhoh hasanah-i. Lagi2 sepertinya karena kesan yg dibuat oleh keluarga saya sendiri, karena "kata" mereka mendengar langsung dari keluarga inti.

Yang dipermasalahkan tetap saja. Saya yang berkeluarga gak nyampe2 alias gak kaya2. Yang lain sudah bermobil suaminya terkenal, dihormati orang, sedangkan saya tetap jadi buruh harian bawang plus tukang kridit. Lalu juga masalahnya adalah suami saya yang menurut orang2 gak sesholih yang mereka harapkan. Entah.... Sebagai istri saya sudah cukup tahu dan saya sendiri yang mengalami hal itu berat dan berjibaku "sendirian" benar2 sendirian tanpa teman mahluk Alloh lain, tapi malah saya ditambahi dg omongan2 yang... Ah... Sudahlah...

Saat itu saya juga tahu saya salah, tapi menyalahkan tanpa membawa solusi berarti juga merupakan suatu kesia2an.

Lalu tahun2 berlalu.Dan... Tanpa saya minta banyak di antara orang2 yang telah melakukan penghinaan atas saya, padahal saat itu sebenarnya saya salah, mulai berguguran. Tak sedikit yang kejadian seperti saya bahkan jauh lebih parah....

Lalu apa tujuan saya nulis ini???

Tak ada, hanya...
Marilah kita sebelum ngapa2in dan judging orang, kita ngaca aja dulu. Itu aja cukup.
Saya sadar karma yg ada bukan karena saya benar2 didzolimi hanya saja kebencian dan kesombongan sendiri2 yang menghukun si pemilik hati. 

Bukan karena siapa yang disakiti tapi tentang bagaimana dan rasa apa yang kau alami.

Wallohu A'lam bishshowabi

Perfect Woman, Can I???


Saya mungkin hanya Ge eR atau mungkin saja ini kenyataan,yang tahu ya.. orang luar selain saya, tapi menurut versi saya sendiri ya seperti yang akan saya ceritakan ini.

Saya berpikir kalau saya itu type Ibu Sejati. Bagaimana tidak saya bisa melakukan segala hal bahkan mengorbankan apapun hak saya hanya demi anak-anak saya. Bahkan kalau diingat-ingat saya mau serumah dengan madu itu juga demi anak saya. Dalam setahun saya biasanya membeli pakaian paling sering cuma 3 potong (kecuali dalaman, karena saya merasa dalaman itu sangat penting demi kesehatan juga) biasanya juga hanya waktu hari raya lebaran. Kerudung atau jilbab pun saya beli kalau saya merasa benar-benar penting. 

Koleksi baju seadanya

Mungkin hal yang membuat saya agak khilaf untuk berbelanja hanyalah peralatan bebersih rumah dan lipstik itu pun saya masih mikir panjang untuk membelinya,kalau yang lama masih ada ya saya tak serta merta membeli kosmetik. Tapi untuk urusan anak-anak, saya bisa menghabiskan uang yang membuat orang sering geleng-geleng bahkan melabeli saya sebagai orang boros (versi lingkungan saya). Saya bisa membelikan anak saya mainan seharga 1 juta bahkan lebih dengan tanpa mikir panjang (tentang uang ya.. bukan efek mainannya terhadap anak saya) tapi saya akan mikir beribu kali untuk membeli pakaian baru meskipun seharga 100-200 ribu saja. Tiap ke luar rumah, jika uang yang saya miliki saat itu cukup untuk makan sampai besok, maka saya tak akan lupa membelikan sesuatu untuk anak-anak saya, perkara makan besok saya tak pernah mikir panjang, yang penting anak saya bahagia itu bagi saya. Bahkan saya membelikan stroller anak terakhir saya kemarin dengan harga yang lumayan mahal bagi sebagian besar orang sekitar saya, bahkan bagi seukuran saya sendiri dengan penghasilan yang hanya seperti ini. Namun karena alasan bahannya kuat dan nyaman bagi anak saya (anak saya paling betah di stroller ini setelah mencoba stroller satu toko) maka saya tanpa mikir panjang langsung membelinya.

Dulu saya sering iri dengan wanita lain, karena mereka bisa blanja-blanji baju, tas, sepatu dan segala pernak pernik perempuan sesering mereka mau. Bahkan beberapa hari kemarin saya ditertawakan online karena saya meng-upload foto lemari saya yang hanya berisi  7 potong baju resmi (untuk pesta dlsb) dan 5 potong baju tugas negara alias daster dan kaos oblong. Bahkan saya sempat menyalahkan suami saya, kenapa dia tega membiarkan saya seperti ini? Namun, saya menyadari bahwa keadaan seperti ini memang pilihan saya namun saya tak menyadari  hal tersebut. Saya menyadari hal ini saat saya mengungkapkan perasaan saya ini kepada suami saya untuk ke sekian kalinya.

Suami saya menjelaskan pada saya, karena dalam pikiran saya yang ada adalah hanya bagaimana agar anak-anak senang, rumah nyaman dan suami senang bahkan saya sampai lupa dengan diri saya sendiri. Dan kalau pun mau sebenarnya saya bisa menjadi seperti yang lain juga kalau saya mau, karena, katanya, segala hal bukan karena kita tak bisa namun itu hanya karena tak mau. Suami saya menjelaskan lagi sembari mengajak saya mengamati wanita-wanita lain yang sempat saya jadikan contoh objek yang saya ingin tiru. Mereka gak kaan mikir panjang untuk sekedar membeli baju baru atau printilannya lalu jika membelikan mainan anak mereka seharga jutaan, apakah meraka mau?? Tapi saya??? Ya saya mau. Itu saja bedanya. Bahkan beberapa wanita juga dengan tanpa mikir bisa saja jalan-jalan atau makan-makan di luar rumah dengan sangat tenang dan senang tapi saya?? Saya akan sedikit sakit perut saat menyantap makanan enak tanpa anak atau pun suami. Itulah saya (wkwkwkk..) dalam pikiran saya hanya anak dan suami.

Nah.. Saya mulai bertanya lagi, tapi ada juga kok wanita yang maksimal jadi ibu anak-anaknya punya semua dan juga full perhatian tapi dia masih bisa blanja-blanji untuk dirinya sendiri juga kok. Nah.. Menurut suami saya, saya bukannya tak bisa,karena prioritas utama saya adalah keluarga dan saya terlalu fokus apa lagi untuk membeli kebutuhan saya, saya pakai mikir ribuan kali, itulah yang membuat saya tak bisa, andai saya juga tanpa mikir jika merasa butuh saya langsung membeli, maka saya juga akan bisa kok. Dengan saya terlalu fokus dan memprioritaskan keluarga lalu lupa dengan saya sendiri, itu sama saja saya lupa meminta dan mendo'akan saya sendiri (hehehe... Tertohok). Jadi rejeki yang saya dapat, ya sesuai dengan yang saya mau.

Memang bukan suatu yang mudah untuk menjadi perfect woman yang merupakan gabungan dari perfect mom, perfect wife, and perfect "girlfriend". Namun itu bukan hal yang tak mungkin. Kita hanya perlu menyeimbangkannya saja.

Untuk saat ini,kata suami saya, saya itu sudah perfect mom and perfect wife selangkah lagi menjadi perfect girlfriend... Yaitu tak lupa juga merawat diri saya sendiri dan membahagiakan diri saya. Semoga saja Tuhan melancarkan doa dan usaha saya ini hingga menjadi mausia paripurna. Memang  sih kata perfect di sini bukanlah berarti sempurna yang sesungguhnya, itu hanyalah sebutan saja bagi suatu hal.yang dianggap telah berhasil.
Jadi ayuk yang udah merasa bisa blanja-blanji dengan mudah tapi urusan beli kebutuhan anak diambilin yang KW dan kurang nyaman, berubah yuk...???!!! Untuk anak berikan yang terbaik juga, inshaalloh rejeki akan dilancarkan Tuhan. Amin....

Selasa, 02 Oktober 2018

Memilih Selingkuhan. Salahkah????


sule cerai



Hari minggu kemarin (23/09/18), saya bermain ke rumah teman saya, dia adalah teman saya dulu waktu masih sama-sama di pesantren. Asalnya dia anak kota sebelah, kebetulan menikah dengan orang kota saya, jadinya kami tetanggan deh (padahal jarak rumah saya dengan dia +/-10 km hehehe).

Awalnya gak ada rencana mau main ke rumah dia sih, saya cuma bawa anak-anak saya jalan saja ke pelabuhan. Tapi sampai di pelabuhan anak saya ada yang nyeletuk kalau mereka bosan dan ingin main ke rumah Dafa, salah satu nama anak teman saya itu. Ya sudah jadilah saya main ke rumah teman saya itu.

Sesampainya di sana, kebetulan ibu Dafa lagi sibuk bikin nasi bungkus buat bekal adik angkatnya yang mau balik ke pesantren, seperti biasa karena saya biasa dan mungkin terlalu sering main ke sana tanpa rencana dan ala kadarnya, saya suruh saja dia masak tanpa perlu terlalu menghiraukan saya, dan saya lagsung duduk menonton film India yang kebetulan tayang di TV, sedangkan anak - anak saya langsung berbaur bermain dengan anak teman saya itu.

Tak berapa lama, teman saya selesai menyiapkan nasi bekal adik angkatnya itu, dan ternyata ada rejeki nomplok buat saya juga, yaitu ikutan makan ikan goreng dengan sambel yang endes.... Alhamdulillah.....

Seperti biasa, tiap main ke rumah teman saya itu tak ada hal yang istimewa untuk diceritakan, karena biasanya yang sibuk malah anak-anak saya, sedangkan saya malah balapan tidur, hehehe.... Tapi hari itu ada kejadian lain, ya... menurut saya merupakan kejadian yang sarat hikmah. Sebenarnya saya sih gak ada keinginan menceritakan hal ini, tapi kok ada beberapa hal yang sarat banget hubungannya dengan hari itu, saya pikir patut saya abadikan lewat tulisan dan kapan-kapan bisa saya baca lagi jejak digitalnya, syukur-syukur ada orang yang ikutan baca atau bisa mendapat hikmah dari kejadian ini.

Hari itu ada seorang Bos suami teman saya itu, kebetulan seorang wanita masih relatif muda juga belum 40 tahun sepertinya. saya pikir dia ya seperti saya, tamu biasa saja atau mungkin ada urusan pekerjaan, tapi ternyata ada keperluan lain yang tak pernah saya kira sebelumnya kalau saya bisa menjadi saksi hidup hal semacam ini (wkwkwkwkw....). Bu Bos itu ternyata lagi janjian sama suaminya untuk ketemuan di rumah teman saya itu. Kok sama suami janjian??? Ya iyalah mereka nikahnya hanya nikah sirri lagi pula dulu prosesnya tanpa persetujuan kedua belah pihak orang tua, entah hukum syariah yang seperti apa dan Imam siapa yang diikuti, saya tak mau terlalu kepo juga.

Yang ingin saya ceritakan adalah dulunya pasangan ini adalah pasangan selingkuh., si pria adala seorang Bos juga sama dengan si wanita. mereka bertemu dengan alasan pekerjaan. Entah apa dan bagaiman a kejadiannya hingga terjadi yang namanya cinta lokasi di antara mereka. Lalu dengan perjalanan yang tentunya tak mudah, buktinya sampai cerita ini saya tulis pun, sekitar sudah ada 2 tahunan dari pertama mereka bertemu pun kedua belah pihak ortu tak ada yang mau menyetujui pernikahan anak-anak mereka, padahal keduanya pun telah mengorbankan pernikahan masing-masing. Dan yang membuat saya lumayan sedih, si pria juga ternyata sudah memiliki buah hati dari pernikahan sebelumnya, dengan artian ada anak yang dikorbankan, so sad but true.

Cukup Buat sedih-sedihannya ya... lanjuuuttttt...

Nah... lalu setelah mereka, pasangan selingkuh ini, berhasil menikah meskipun secara sirri, bagaimana keadaan kehidupan mereka? happy atau nangis-nangisan??? sayangnya untuk yang ini  yang terjadi adalah, dari cerita pihak si Bu Bos adalah, senang sih kadang - kadang, hanya saja si Pak Bos ini kadang suka main tangan tak seperti suami sebelumnya yang ternyata lumayan lebih sabar.

Tapi ada juga lo... yang memilih untuk bersama pasangan selingkuhnnya malah hidupnya benar-benar lebih bahagia dari pada saat bersama pasangan terdahulu, nah... lo.. Hali ini karena kita sama sekali enggak tahu secara detil apa dan bagaimana hidup orang lain, kita hanya penonton.

Lalu pelajaran apa yang bisa kita dapat dari sini dalam versi saya??? tapi sebelumnya sebelum ngelanjutin baca ini, stop buat Judging kalau selingkuh atau pelakor-pelakoran itu wajib dibenci yes.... karena begini. Coba deh kita pikirin dan bikin pertimbangan juga dengan beberapa kasus orang terkenal yang juga terkena kasus selingkuh-selingkuh macam ini. Kasus Kang Sule dan Teh Lina, misalnya, atau kasus Pak Ahok dan mantan Istrinya. Seseorang berselingkuh atau dengan berani mengambil resiko besar mengkhianati pasangannya itu tak bisa di-generlisasi-kan sebagai orang jahat atau pengkhianat, meskipun sudah mengkhianati pasangannya. Tahukah kenapa??? Coba saja kita pikirkan dan kilas balik siapa dan bagaimana Teh Lina dan Mantan Istri Pak Ahok? Keduanya saya tetap anggap sebagai dua wanita hebat, bagaimana saya bisa dengan mudah membenci atau menyalahkan keduanya, meskipun kalau mau jujur sebagai manusia biasa berjenis kelamin wanita dan berstatus emak-emak yang pastinya doyan nyinyir dan ngeGosip (wkwkwkwkwk....), saya pasti gregetan juga kok mereka cerai seehhhh??? padahal kan relationship goal buanget gitu lohhhh... Tapi kedua wanita ini saat kedua mantan suaminya bukan apa-apa mereka setia lho... yang jelas dulu keduanya lebih muda juga pastinya lebih cantik kan??? Apa lagi Teh Lina, tahu kan kalau kedaan ekonomi kang Sule dulu kaya apa, dan dulu kang Sule gak bisa dibilang ganteng (wkwkwkwk...). Tapi kenapa saat kang Sule sudah ganteng dan bergelimang harta, dan kelihatannya kang Sule cukup baik dan perhatian kepada keluarganya, malah memilih berpisah dan gosipnya malah Teh Lina punya PIL yang setahu saya dari segi harta kalau ga di bawah ya sama aja dengan kang Sule dan dari segi ganteng juga relatif sama, bahkan saya pribadi menganggap kang sule lebih ganteng sih. Jelas ada alasan lain yang bagi saya sendiri sulit ditebak bahkan saya jadi malas untuk berspekulasi tentang hal ini (wkwkwkwkw...). 

Perceraian Sule

Kita sebagai orang luar hanya tahu kehidupan orang lain secara sekilas, bahkan meskipun kita lama berhubungan dengan orang tersebut pun kita gak akan mengetahui 100% bagaimana kehidupannya dan isi hatinya, serta apa yang sebenarnya dia inginkan dalam hidup.

Dan balik lagi ke kisah si Bu Bos dan Pak Bos, mereka saat ini sedang berusaha untuk menjadi orang normal, apakah pantas dan tegakah kita di tengah mereka menjalani sebagian karma, yang mungkin saja sedang mereka tebus saat ini, untuk mengucilkan, ngeGosip atau ngerasani mereka???

Lalu balik lagi ke kita sendiri.....
Kalau kita menemukan pasangan selingkuh atau bahkan, yang lagi trend saat ini yaitu, pelakor tak sepantasnya kita benci berlebihan lalu memaki-maki karena tak semuanya jahat, bahkan ada juga pasangan selingkuhan yang terjebak dalam cinta terlarang tersebut.

Kita tak bisa memaksakan seseorang untuk memahami apa makna kehidupan secara hakiki seperti pemahaman kita, bahkan pemahaman yang paling umum sekalipun. Setiap orang berada pada level pemikirannya masing-masing saat ini. Mereke mengambil suatu keputusan juga tak serta merta seketika itu juga toh?? mereka juga manusia biasa, jelas punya hati nurani yang jelas merasa bersalah akan hal ini, hanya respon dan sikap saja yang berbeda, ada yang sensitif hingga sekuat tenaga bertahan di jalan yang lurus atau merupakan orang yang teramat lemah dikalahkan oleh yang mereka anggap cinta atau pikiran waras versi mereka.

Wallohu A'lam...
Manusia pertama kali akan ditanyakan bagaimana tanggung jawabnya terhadap hidupnya sendiri dan bukan tentang hidup orang lain.

Minggu, 23 September 2018

This Is Me


Ibu muda produktif

Sekilas Tentangku



Aku adalah seorang ibu dengan 4 orang anak. Umurku 33 tahun saat ini. Entah kenapa aku ingin sekali menulis apapun yang terbersit dalam pikiranku, namun lewat media blogger ini, aku hanya menuliskan kisah2ku yang lebih santai,tak seperti blogku yang lain yang lebih serius tentang pemikiran-pemikiranku. 

Mungkin bagi sebagian orang, kisah hidupku ini biasa saja, tak ada yang terlalu istimewa, namun bagi sebagian lain lumayan menegangkan😂😂. Itulah kisah. Awalnya aku aktif di sosial media Facebook, namun lambat laun aku merasa agak jengah, bosan dan terganggu dengan media itu. Terlalu banyak post tentang Hoax yang mengada-ada, politik yang diputarbalikkan sedemikian rupa,hingga segala macam fitnah, tak lupa pula pamer kehidupan palsu yang tak berkesudahan. Ah... Entahlah.....

Awalnya aku memang sering menuliskan berbagai pemikiranku di facebook, semua terjadi secara natural. Senang terkadang banyak yang berkomentar, namun lambat laun aku merasa capek juga. Terkadang ada hal yang ingin aku tulis namun aku hanya tak ingin mendengar banyak komentar orang yang mengenalku secara personal, apa lagi di media sosial begitu mudahnya melontarkan kalimat-kalimat bully-an. Hingga aku berhenti sejenak dari hingar bingarnya media sosial. 

Ya... Benar sekali sangat terasa perbedaannya, hidupku lebih damai dan produktif. Tapi terkadang aku ingin menuliskan sesuatu, lalu aku pindah ke media status whatsapp, namun....ah.... Ada saja "teman" iseng yang berkomentar menyibdir dan agak kepo. Ya.. Tak bisa aku menyalahkan juga, itulah kehidupan manusia modern. Mereka mengenalku secara personal dan aku merasa seakan tak punya privasi.

Lalu aku berpikir,apa aku akan menuliskannya dalam buku diary saja?? Namun jika utu yang aku lakukan,tak ada seorang pun yang membaca kisah-kisahku. Aku ingin berkisah tentang apa saja, namun dengan cara yang lebih damai, menurutku, hihihihi... Semoga saja. 

Pernah juga terbersit ingin menuangkannya dalam sebuah kisah roman atau apalah... Tapi,jadinya agak aneh. Aku harus menambahi bumbu-bumbu agar cerita jadi menarik, lalu aku juga harus menghilanglan beberapa bagian yang terkadang dianggap tak penting, padahal dalam tiap kisah kehidupan, semua bagian itu penting dan memiliki andil dalam kisah itu. Lagi pula nanti ceritanya jadi tidak natural.

Aku ingin membuat cerita layaknya seorang teman berkisah kepada temannya. Cerita biasa saja dari seseorang yang biasa saja. Ya... Hanya ingin berkisah.

Lewat media blogger ini, aku pikir untuk saat ini akan jadi pilihan terbaik bagiku berbagi berbagai kisah, cerita dan kejadian.yang kualami tiap hari. Berkisah tentang tiap ingatan yang terlintas. Semoga saja bukan hanya cerita kosong yang nirfaedah, namun menjadi cerita yang bermanfaat bagi semua. Amin....
Selamat membaca kisah-kisahku...

Salam hangat seorang teman kepada temannya...